Benda Pusaka Warisan Leluhur Yang Melegenda

Benda Pusaka memang selalu menarik untuk diperbincangkan. Selain mengungkap misteri dan keampuhan pusaka tersebut juga mengandung nilai sejarah yang cukup luar biasa untuk dibahas. Benarkah benda pusaka merupakan warisan leluhur yang menggambarkan keadaan sosial budaya terdahulu?

Budaya akan sangat lekat dengan seni. Seni diibaratkan sebagai wajah dari keadaan kultur tempat tersebut. Itulah mengapa seni selalu menjadi poros utama penilaian suatu keadaan. Salah satunya melalui seni yang tertuang dalam pusaka. Benar, benda pusaka adalah salah satu bentuk benda yang juga penggambaran dari kultur terdahulu.

Sebuah contoh Kujang Prabu Siliwangi, di mana pusaka kujang tersebut dahulu diciptakan oleh seorang empu dengan kedigdayaan yang luar biasa. Hal ini diharapkan kujang milik Prabu Siliwangi akan bisa memanfaatkan kujang tersebut dengan kedigdayaan yang luar biasa pula.

Sesuai permintaan Prabu Siliwangi akhirnya  benda pusaka berupa Kujang pusaka saktipun jadi dan sampai sekarang menjadi simbol seorang Prabu Siliwangi. Sampai sekarang pun kujang tersebut menjadi simbol wilayah Jawa Barat. Jadi jangan kaget jika kultur masyarakat khususnya daerah Betawi yang masih kental dengan beladiri, kanuragan dan kedigdayaan.

Hal ini dikarenakan leluhur mereka seperti Prabu Siliwangi merupakan sosok dengan kanuragan dan kedigdayaan tinggi.


Baca juga:

Efek Buruk Seorang Pemilik Pusaka Berkhodam

Pusaka Pengasihan Jaran Goyang

 


Ada juga benda pusaka berupa Keris Nogo sosro yang dulunya merupakan keris yang dibuat oleh Empu Supo Mandrani. Konon keris ini berasal dari lidah naga yang kemudian dibuat secara khusus oleh sang empu.

Menurut sejarahnya, benda pusaka keris nogo sosro pertama kali dibuat karena usul dari para wali. Hal ini menjadi titik solusi di mana ketika Sultan trenggono akan mewariskan jabatannya terhadap dua orang anaknya yang dilihat mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama. Mereka berdua adalah Aryo Penangsang dan Joko Tingkir.

Rupanya benda pusaka keris tersebut dijadikan Sultan Trenggono sebagai sayembara, di antara calon pewaris tahta kerajaan siapa saja yang bisa memegang, menguasai dan mengendalikan benda pusaka tersebut maka dia yang berhak menjadi pewaris tahta kerajaan sesungguhnya. Dan menurut cerita Joko Tingkir lah yang menjadi pemenang.

Keris Nogo sosro merupakan benda pusaka yang mempunyai keterkaitan politik yang kental, sehinga sampai sekarang para pejabat pun masih mempercayai dan mempunyai “pegangan” untuk memuluskan status jabatannya. Terlebih mereka masih menggunakan keris semacam Nogososro untuk dijadikan pemantap hati agar semua urusan politiknya berjalan sebagaimana yang dia inginkan.

Loading

error: Content is protected !!